PONTIANAK – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Barat, Muh Saichudin, menyatakan bahwa pada November 2023, beras masih menjadi penyumbang inflasi terbesar di Kota Pontianak, menyumbang sebanyak 0,0979 persen dari total inflasi sebesar 2 persen.
Dia menekankan bahwa lima komoditas utama yang memberikan kontribusi terbesar terhadap inflasi di Pontianak meliputi beras, daging ayam ras, telur ayam ras, pemeliharaan, dan rokok kretek, dengan beras memiliki andil terbesar.
Saichudin menjelaskan bahwa beras menjadi penyebab inflasi di Kota Pontianak karena dampak dari El Nino dan cuaca ekstrem. Kondisi ini memicu fluktuasi harga di masyarakat.
“Peningkatan harga beras sebenarnya juga dialami berbagai daerah. Hal itu dampak dari El Nino dan cuaca ekstrem,” ujarnya.
Secara keseluruhan, inflasi di Kalimantan Barat pada November 2023, yang mencakup Indeks Harga Konsumen (IHK) dari tiga kota di provinsi tersebut, mencapai 2,01 persen. Singkawang, Pontianak, dan Sintang masing-masing mengalami inflasi sebesar 2,07 persen, 2,00 persen, dan 1,94 persen.
Komoditas yang secara umum memberikan kontribusi signifikan terhadap inflasi di Kalbar pada November 2023 meliputi beras, rokok kretek filter, angkutan udara, bawang putih, cabai rawit, tukang bukan mandor, gula pasir, mobil, makanan ringan, dan kontrak rumah.
Sementara itu, komoditas yang dominan memberikan andil deflasi pada November 2023 antara lain bawang merah, kangkung, bayam, cumi-cumi, ketimun, ikan tongkol, daging babi, kacang panjang, wortel, dan minyak goreng.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat bersama 14 kabupaten atau kota aktif melakukan gerakan pangan murah dan operasi pasar, dengan salah satu komoditas yang dijual adalah beras. Langkah ini diambil sebagai upaya pengendalian inflasi.